19 September 2010

Bagaimana Hidup Tanpa Facebook?



Universitas berbasis teknologi di Pennsylvania telah memblokir situs jejaring sosial Facebook selama satu pekan. Apa yang terjadi? 

Ini merupakan percobaan berani di Harrisburg University of Science and Technology, yang telah menarik tanggapan, pujian dan kritik media televisi lokal. Semua siswa dan dosen dilarang mengakses Facebook, Twitter atau jejaring sosial lainnya di wilayah kampus. 

Saat berada di dalam kampus, siapapun yang mencoba mengakses MySpace atau LinkedIn akan menerima pesan, Domain ini telah diblokir. Sementara pesan elektronik, SMS dan beberapa situs lainnya masih diizinkan. Namun tidak dengan pengiriman pesan singkat.

Rektor Eric Darr mengatakan, aturan yang dimulai awal pekan ini bukanlah hukuman bagi siswa sekolah yang berjumlah 800 orang. Melainkan cara untuk berpikir kritis tentang dampak media sosial bagi kehidupan bermasyarakat. Pada umumnya, para siswa mendukung seluruh aturan ini dan tidak berusaha membantahnya, kata Darr. 

Pemblokiran ini sejalan dengan rilisnya data comScore Inc, bahwa penguna internet di Amerika Serikat, ternyata menghabiskan waktu lebih banyak dengan bersosialisasi di Facebook daripada mencari informasi di Google. 

Ashley Harris, mahasiswa kampus yang berusia 22 tahun justru merasa senang dengan pemblokiran ini. Terutama karena Ia merasa bebas dan mampu berkonsentrasi selama jam belajar. Harris berhenti memanfaatkan laptop untuk jejaring sosial atau mencari informasi dengan singkat, dan mulai menggunakan tangannya.

Saya terkadang merasa bahwa memeriksa Facebook dan Twitter merupakan kewajiban. Tapi sekarang tidak lagi. Saya benar-benar fokus, kata Harris. Saya bahkan tidak percaya bahwa saya mampu menonaktifkan ponsel, tambahnya lagi.

Sementara Adam Ostrow, pemimpin redaksi situs berita media sosial Mashable.com mengatakan, dirinya sangat tertarik melihat apakah kampus tersebut memiliki ukuran dampak dari pelarangan ini. Ostrow ingin melihat apakah kualitas belajar menjadi lebih baik atau malah memperlambat transfer informasi.

Namun, Ostrow menilai pelarangan ini tidak mungkin berlangsung jangka panjang. Meskipun pemblokiran telah dilakukan di beberapa tempat kerja dengan alasan membuang-buang waktu, Facebook dianggap penting bagi mahasiswa, terutama untuk mengkoordinasi jadwal kegiatan sosial, mengatur acara dan merencanakan jadwal studi. Anda tidak dapat menonaktifkan orang dari situs ini dalam jangka waktu lama tanpa menunjukkan bukti ketiadaan efisiensi Facebook, kata Ostrow.

Terkait percobaan tersebut, pihak universitas meminta para siswa menulis esai soal pengalaman mereka tanpa Facebook. Pasalnya, rektor universitas ini juga tidak percaya bahwa kampus itu mampu hidup tanpa jejaring sosial kecuali urusan bisnis, siswa atau rencana kurikulum.

Darr mengaku bahwa siswa dapat memanfaatkan smartphone untuk bebas dari jaringan komputer kampus. Namun, kenyataannya masih banyak siswa yang ingin membuktikan tantangan tersebut. Saya ingin reaksi jujur dari pengalaman tersebut, kata Darr. 

Giovanni Acosta, 21 yahun, mengatakan bahwa dia sekarang lebih memanfaatkan SMS untuk mengkoordinasi acara sosial, tanpa Facebook dan Twitter. Lain halnya dengan Dan Warseck, 36 tahun. Ia memilih komunikasi tatap muka dan menghindari pemanfaatan telepon. Saya bukan seseorang yang benar-benar menggantungkan hidup pada teknologi online. Di sisi lain, ada nomor telepon, dimana teman-teman bisa menghubungi saya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar