24 September 2010

Sistem exhaust pada mobil


Buruknya Sistem exhaust akan membebani kerja mesin dan mempengaruhi peforma, khususnya pada mobil diatas tiga tahun. Perawatan rutin, termasuk ganti oli dan filter tidak menjamin peforma top mobil terjaga bila mengabaikan sistem exhaust. 


Dalam hal ini,saya merekomendasikan agar anda memberi perhatian lebih pada sistem exhaust sehingga mobil tetap beroperasi optimal dan menghemat pengeluaran uang. Berikut ini BangSobil mengumumkan jenis-jenis komponen yang umum ditemui pada sistem exhaust dan apa yang akan terjadi bila dimakan usia.

1. PCV (Positive Crankcase Ventilation) Valve mengalirkan gas-gas berlebih yang terbentuk pada crankcase dan mengarahkannya kembali ke intake manifold dan memastikan gas itu hanya mengalir ke kearah itu. Gas-gas yang terkumpul di crankcase biasanya mengandung uap bensin yang belum terbakar. Dengan demikian peran PVC sangat vital untuk membersihkan emisi. PVC valve punya pegas yang akan kehilangan daya lenturnya seiring waktu. Komponen ini relatif murah dan mudah menggantinya.

2. Catalytic Converter adalah komponen paling mahal dan ?mungkin- paling dikenal dalam sistem exhaust. Fungsi utamanya adalah membakar unsur-unsur hidrokarbon (unsur utama pembentuk bensin) yang belum terbakar. Catalytic converter disusun oleh komponen-komponen kimiawi yang terkuras seiring waktu. Komponen kimiawi itu dilepas untuk bereaksi dengan hidrokarbon yang menghasilkan gas-gas ramah lingkungan. Jadi catalytic converter punya umur, yang bila tiba waktunya harus diganti. Indikasinya, bila tercium bau bensin dari ujung knalpot meskipun mesin bergerak halus dan efisien. Karena harganya mahal, maka beri perhatian lebih pada problem-problem kecil yang bisa mengurangi usia pakai catalytic converter.

3. Oxygen Sensor bisa jadi komponen paling penting dan sistem emisi mobil modern. Sensor ini mendeteksi kandungan oksigen pada gas buang. Bila kandungan oksigen tinggi, mengindikasikan banyak bensin belum terbakar. Sensor ini punya rentang pakai sekitar lima tahun dan harus diganti. Penggunaan sensor oksigen yang tidak normal, dapat menyebabkan komputer mesin menjalankan program pencampuran udara/bensin yang abnormal. Bila dibiarkan berlarut-larut, justru memperpendek umur catalytic converter.

4. Air pump, ditemukan pada beberapa model. Alat ini dipasang di dekat exhaust manifold, atau dekat catalytic converter. Fungsinya menambahkan oksigen yang membantu terjadinya pembakaran gas-gas yang belum terbakar di exhaust, sekaligus membantu operasional catalytic converter.

5. EGR (Exhaust Gas Recirculation) valve memungkinkan sejumlah gas exhaust untuk kembali dimasukkan ke ruang bakar, agar suhu pembakaran tidak terlalu tinggi guna mencegah terbentuknya nitro oksida (NO2) berlebih.

6. Exhaust seal pantang bocor. Kalau terjadi, tekanan balik pada sistem exhaust akan drop dan menggangu kerja catalytic converter. Indikasi bocor, suara mesin sedikit beda atau pada kondisi idle terasa kasar. Untuk memastikan diperlukan pemeriksaan mekanis khusus.

7. Vacum hoses pada dasarnya berfungsi menjaga intake manifold tetap vakum agar kondisi pembakaran tetap maksimal. Selang-selang itu akan jadi getas dan retak seiring berjalannya waktu. Periksa dan ganti sebelum kehilangan kelenturannya.

8. Fuel injector terus dikembangkan. Dalam kacamata sistem emisi, fuel injector menyemprotkan bahan bakar dan mengukurnya secara seksama guna menghasilkan pembakaran efisien dan bersih. Kalau nozzle injector sedikit buntu, dan tidak menyemburkan bensin dengan pola yang tepat, sistem emisi akan terpengaruh, meskipun peforma mobil tampaknya normal-normal saja.

9. Muffler ternyata punya peran penting dalam sistem emisi. Walaupun fungsi utamanya meredam suara, muffler juga menghasilkan tekanan balik yang membantu mesin bekerja lebih efisien. Juga menjaga catalytic converter beroperasi pada suhu optimum.

10. Pengujian emisi tidak lain mengukur konsentrasi sejumlah gas berbahaya (seperti karbon dioksida, carbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen oksida dan lainya) berdasarkan analisa apa yang keluar dari ujung knalpot. Hasilnya di cocokkan dengan angka-angka polutan yang dianggap normal untuk tipe mobil tertentu. Dari situ ditentukan lulus atau tidak.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar