Melakukan aktivitas fisik (olahraga) secara teratur adalah cara terbaik dalam menjaga agar tubuh tetap dalam kondisi fit. Namun tidak semua jenis olahraga baik untuk kesehatan. Ada beberapa jenis olahraga yang tampaknya harus Anda waspadai karena justru bisa berdampak buruk buat kesehatan.
Sebuah riset terbaru mengklaim, orang yang secara teratur mengambil bagian dalam program latihan ketahanan ekstrem seperti maraton, triathlon dan sepeda gunung berisiko mengalami kerusakan jantung.
Para peneliti dari University of Melbourne di Australia telah mengamati 40 atlet yang semuanya mengambil bagian dalam kegiatan kompetitif (latihan ketahanan). Peneliti menemukan bahwa para atlet yang sering melakukan latihan ketahanan cenderung menunjukkan tanda-tanda kerusakan di ventrikel kanan jantung.
Mereka juga menemukan kerusakan pada jantung akan terjadi setelah para atlet melakukan perlombaan marathon seminggu penuh. Bahkan, lima dari 40 atlet tersebut (13 persen) menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang lebih permanen, seperti jaringan parut atau 'fibrosis' pada otot jantung.
Temuan ini diterbitkan dalam European Heart Journal. Peneliti berkesimpulan bahwa beberapa atlet mungkin akan mengalami risiko kerusakan pada jantung jika mereka melakukan latihan ketahanan tersebut dalam jangka waktu yang panjang, menurut Dr Andre La Gerche.
"Hal terpenting yang harus dipahami adalah temuan ini tidak bermaksud menyimpulkan bahwa latihan ketahanan fisik itu tidak sehat. Karena data kami tidak cukup mendukung premis ini," jelas Dr Andre.
"Sebagai analogi, beberapa pemain tenis umumnya berisiko mengalami cidera pada siku mereka. Tetapi ini tidak berarti bahwa bermain tenis buruk bagi kesehatan Anda. Temuan ini hanya mencoba mengidentifikasi area mana yang rentan mengalami gangguan untuk selanjutnya Anda dapat fokus pada langkah-langkah pengobatan dan pencegahan," tambahnya.
Sumber : Tribunnews
Sebuah riset terbaru mengklaim, orang yang secara teratur mengambil bagian dalam program latihan ketahanan ekstrem seperti maraton, triathlon dan sepeda gunung berisiko mengalami kerusakan jantung.
Para peneliti dari University of Melbourne di Australia telah mengamati 40 atlet yang semuanya mengambil bagian dalam kegiatan kompetitif (latihan ketahanan). Peneliti menemukan bahwa para atlet yang sering melakukan latihan ketahanan cenderung menunjukkan tanda-tanda kerusakan di ventrikel kanan jantung.
Mereka juga menemukan kerusakan pada jantung akan terjadi setelah para atlet melakukan perlombaan marathon seminggu penuh. Bahkan, lima dari 40 atlet tersebut (13 persen) menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang lebih permanen, seperti jaringan parut atau 'fibrosis' pada otot jantung.
Temuan ini diterbitkan dalam European Heart Journal. Peneliti berkesimpulan bahwa beberapa atlet mungkin akan mengalami risiko kerusakan pada jantung jika mereka melakukan latihan ketahanan tersebut dalam jangka waktu yang panjang, menurut Dr Andre La Gerche.
"Hal terpenting yang harus dipahami adalah temuan ini tidak bermaksud menyimpulkan bahwa latihan ketahanan fisik itu tidak sehat. Karena data kami tidak cukup mendukung premis ini," jelas Dr Andre.
"Sebagai analogi, beberapa pemain tenis umumnya berisiko mengalami cidera pada siku mereka. Tetapi ini tidak berarti bahwa bermain tenis buruk bagi kesehatan Anda. Temuan ini hanya mencoba mengidentifikasi area mana yang rentan mengalami gangguan untuk selanjutnya Anda dapat fokus pada langkah-langkah pengobatan dan pencegahan," tambahnya.
Sumber : Tribunnews