Longinus, nama prajurit ini akhirnya terbunuh oleh eorang gubernur yang merasa tidak puas, karena Longinus tidak mampu menyembuhkan matanya, walau akhirnya mata gubernur terebut sembuh setelah terpercik darah Longinus yang ditusuknya pakai tombak itu.
Tombak itu akhrinya ia kirim ke Roma, dalam perjalanannya tombak itu hilang dan ditemukan lagi setelah perang salib usai. Tombak ini kemudian disimpan di Konstantinopel dan hilang lagi setelah konstantinopel runtuh. Namun, lagi-lagi tombak ini ditemukan di Austria, dan ketika Hitler berkuasa tombak inipun sempat diteliti oleh Himmler.
Himmler dan SS.Thulenya dalam catatan mereka mengatakan bahwa setelah Spear Longinus itu dikubur di sebuah tempat di Antartika. Tetapi tampaknya ini hanya sekedar Hoax karena kalau mereka memiliki tombak itu pasti mereka gunakan dan tidak mungkin disimpan di kutub. Juga Hitler sendiri pernah berkata bahwa selama tombak itu ada di kekuasaanya maka dia tidak mungkin dikalahkan, jadi tampaknya tidak ada alasan yang rasional mengapa tombak itu harus disembunyikan di Antartika.
Pada perang dunia kedua, konon Hitler kalah dari sekutu karena seorang jendral bernama S.Patton dipercaya memegang kendali atas tombak ini. Austria lalu meminta Patton mengembalikannya karena tombak itu adalah aset negara mereka. Patton, untuk menghindari konflik memilih mengembalikannya dan pada tanggal 21 Desember 1945 ia tewas akibat kecelakaan mobil. Anehnya, supir Patton tidak mengalami luka, dan dipercaya Patton kehilangan kekuatan atas tombak tersebut dan mengirimnya menuju kematian.