Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan American Journal of Psychiatry itu, makanan olahan, makanan penuh tambahan bahan kimia, dan tinggi lemak berpengaruh buruk pada mood wanita. Sebaliknya, makanan segar semisal sayuran, buah, makanan yang diolah dari gandum, produk turunan susu rendah lemak, daging tanpa lemak, makanan rumahan lainnya akan mendukung kesehatan fisik dan kestabilan emosi. "Ini bukan tentang diet ajaib untuk mengatur suasana hati, tapi ini tentang bagaimana dampak makanan bagi fisik dan psikis," ujar Dr Felice Jacka, salah seorang peneliti.
Dari total of 925 perempuan yang diteliti, sebanyak 121 orang mengalami kecenderungan depresi dan kecemasan berlebihan. Saat diteliti lebih jauh pada kebiasaan makannya, ternyata mereka secara rutin mengonsumsi makanan ala Barat. "Makanan sehari-hari mereka adalah hamburger, roti tepung putih, pizza, susu berperisa, beer, dan makanan manis olahan," ujarnya.
Sedang 30 persen responden sesekali menunjukkan gejala ketidakseimbangan emosi. Setelah diteliti, ternyata mereka lebih banyak mengonsumsi diet tradisional Australia, yaitu makanan dengan lebih banyak sayur, buah, ikan, daging sapi, kambing muda, dan gandum. Penelitian selain tentang makanan yang dikunsumsi juga melihat faktor usia, berat badan, status sosial dan ekonomi, pendidikan, aktivitas fisik, serta kebiasaan hidup antara lain berupa rokok dan minuman keras.
Secara kontras, mereka yang mengonsumsi hanya buah-buahan, sayur, ikan, tahu organik, kacang-kacangan, yogurt, dan anggur merah hampir dikatagorikan sebagai "bisa mengendalikan emosi" mereka. Hasil penelitian itu, kata Jacka, akan dijadikan dasar penelitian lanjutan tentang pengaruh makanan tak sehat terhadap kesehatan mental.