VeHealth - Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan bahwa kecanduan seks adalah sebuah kelainan, karena si penderita memiliki dorongan seksual tanpa henti di luar kendali mereka. Sampai saat ini, para peneliti sedang mendefinisikan apakah sebenarnya kecanduan seks, atau yang dikenal sebagai hiperseks itu.
"Seseorang yang sering melakukan hubungan seks, tidak akan didiagnosis sebagai penderita hiperseksual," kata peneliti dan juga psikolog, Rory Reid, dari University of California, Los Angeles. "Tapi orang yang melakukan aktivitas seksual secara berlebihan dan digunakan untuk mengatasi stres, hingga seks yang mengganggu kehidupan sehari-hari, dapat memenuhi kriteria sebagai penderita hiperseksual," tambahnya.
Peneliti menekankan, mereka tidak berusaha untuk mengubah perilaku umum, seperti melakukan banyak kegiatan seksual, atau menonton pornografi menjadi sebuah tanda seseorang mengalami kecanduan seks. Sebaliknya, orang dengan gangguan hiperseksual merasa keinginan seksualnya berada di luar kendali, dan bertindak sesuai dorongan seksual mereka, serta mengabaikan dampak yang mungkin terjadi.
"Mereka mungkin mempertimbangkan konsekuensinya, tapi entah mengapa merasa kebutuhan seksual menjadi lebih penting, dan memilih seks dalam situasi apapun," ucapnya seperti yang dikutip dari My Health News Daily.
Kesimpulan ini ditarik setelah para peneliti mewawancarai lebih dari 200 orang yang telah dirujuk ke klinik kesehatan mental. Sebanyak 134 dari pasien yang dirujuk untuk masalah seksual yang didiagnosis dengan gangguan hiperseksual.
Dokter juga meminta pasien untuk melaporkan perilaku yang yang paling bermasalah bagi mereka, termasuk masturbasi, melihat pornografi, hubungan seksual dengan orang dewasa, cybersex, phone sex, dan mengunjungi klub striptease.
Mayoritas orang yang didiagnosis dengan gangguan hiperseksual mengatakan sering bermasturbasi dan menonton pornografi. Beberapa pasien melaporkan kehilangan pekerjaan karena mereka tidak bisa menahan diri dari perilaku-perilaku tersebut di tempat kerja.
Ketika ditanya mengenai apakah orang yang memiliki gangguan hiperseksual cenderung tidak setia pada pasangannya, Dr. Reid mengatakan, "Memiliki gangguan tersebut tidak membantu mereka terhindar dari konsekuensi, seperti perceraian, tetapi menguntungkan bagi mereka ketika mereka ingin mendapatkan bantuan dan menginginkan perubahan."