Kota Manchester memberikan "salam kenal" pada kami berupa suhu udara di bawah nol derajat celcius. Untungnya kota itu lantas mengucapkan "selamat jalan" dengan hangat usai menyajikan sebuah tontonan sepakbola yang berbuah delapan gol.
"Selamat datang di Manchester. Suhu saat ini adalah minus lima derajat celcius," terang kapten pesawat terbang yang ditumpangi detiksport dan empat media Indonesia lain, saat kami mendarat di Manchester pukul 5.30, Jumat (26/11/2010), waktu setempat.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 17 jam dengan rute Jakarta-Abu Dhabi-Manchester, pengumuman sang kapten tak pelak bikin kami cukup "syok". Dalam benak kami saat itu, suhu nol derajat saja sudah pasti dingin apalagi yang minus. Kami pun makin 'parno' saat melirik ke luar jendela pesawat dan suasana masih gelap gulita.
Betul saja, saat kami keluar dari areal bandara, matahari sama sekali belum kelihatan bakal datang. Walhasil hawa dingin pun semakin leluasa menerpa, membuat uap udara pun keluar dari mulut. Beruntung dinihari itu kami sudah mendapat jemputan dan langsung diantar ke hotel tempat kami akan menginap.
Hanya beristirahat beberapa jam, kami yang masih jetlag karena melewati zona waktu berbeda, sudah harus bersiap-siap lagi untuk mengikuti padatnya rangkaian acara yang dihelat Epson dan Manchester United di Old Trafford. Untungnya rasa lelah lantas cukup terobati setelah kami berkesempatan foto bareng dengan pemain MU dalam sebuah sesi. Hawa dingin yang selalu menerpa setiap kami keluar ke udara terbuka dari ruangan atau mobil, yang lazimnya dilengkapi penghangat, pun jadi ikut terlupakan.
Hari pertama tuntas, agenda hari kedua di Manchester pun menanti. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kami sudah lebih "siap tempur" berjaga-jaga jika nanti kami harus keluar ke udara terbuka. Apalagi di hari itu, Sabtu (27/11/2010), kami dijadwalkan nonton langsung partai MU versus Blackburn Rovers yang dihelat pukul 15.00 waktu setempat.
Setelah sebelumnya diberikan kesempatan untuk melakukan tur di museum Old Trafford, kami pun dipersilakan masuk ke tempat duduk kami di dalam stadion karena laga akan dimulai. Sialnya, untuk berpindah lokasi kami harus keluar dari stadion dulu untuk masuk lewat pintu lainnya sehingga kami pun harus disapa udara dingin lagi.
Tak lama setelah kami sampai di tempat duduk di East Stand -- di belakang gawang Blackburn di paruh pertama -- peluit panjang tanda pertandingan dimulai terdengar. Hanya selang beberapa saat, publik Theatre of Dreams sudah bergemuruh karena gol telah tercipta. Awal bagus untuk MU. Suporter The Red Devils pun larut dalam kebahagiaan dan tak henti-hentinya melagukan mars-mars penyemangat untuk tim kesayangan.
Gol pertama disusul gol berikutnya dan tiba-tiba MU sudah unggul tujuh gol tanpa balas atas Blackburn. Puas benar rasanya menjadi saksi langsung pesta gol itu meski tim tamu akhirnya bisa mencetak satu gol hiburan di menit akhir, membuat MU mencatat kemenangan 7-1.
Laga usai, para penonton pun mulai meninggalkan stadion. Di luar, langit Manchester pada pukul 17.00 sudah gelap dan semua tampak terburu-buru karena dinginnya cuaca sehingga mereka tampak ingin buru-buru sampai di kendaraannya masing-masing, yang dilengkapi dengan penghangat. Tampak beberapa penjaja syal MU bertahan melawan dingin untuk menawarkan dagangannya. Kalau sebelum laga syal-syal tak resmi itu dibandrol 10 poundsterling (Rp 140 ribu), setelahnya cukup ditebus dengan 5 poundsterling (Rp 70 ribu). Dengan harga yang jauh lebih miring ketimbang official merchandise di MU Megastore, ada saja yang membeli syal kaki lima ini.
Detiksport menyempatkan diri menyambangi Megastore dan mendapati harga-harga yang terpampang memang tidak murah. Yang unik, saat mencari oleh-oleh, detiksport menemukan kaos yang 'Made in Indonesia'. Setelah diteliti, jersey-jersey di sana pun tak sedikit yang ternyata bikinan Indonesia lho.
Selesai berburu cinderamata, kami pun bersiap-siap kembali ke hotel. Minggu (28/11/2010) pagi kami sudah harus pulang ke Tanah Air dengan pesawat pukul 09.00, dengan Abu Dhabi sebagai tempat transit. Walhasil inilah malam terakhir kami di Manchester. Walau lelah, kami semua tetap pulang dengan hati senang, terlebih MU sudah melibatkan kami dalam sebuah pesta: pesta gol.
Yang mau tau benerannya. Klik di sini Lalu zoom gambarnya.