Lahir dari keluarga miskin di Sidalpur, Churu, Rajashtan India. Saat kecil, ia dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang dihuni oleh 20 orang. Mereka hanya tidur di lantai, yang kadang beralaskan rotan. Untuk memasak, mereka membuat perapian dari tumpukan batubata di belakang rumah yang dibangun oleh kakeknya. Lakshmi Mittal sendiri merupakan anak dari keluarga Mohan. Mohan ayah dari Mittal ini memberikan nama awalan Lakshmi di depan nama anak-anaknya, yang berarti Dewa Kekayaan. Mohan merupakan orang tua yang mementingkan pendidikan buat anak-anaknya, ia sadar bahwa pendidikan merupakan bekal sukses buat anak-anaknya. Untuk itu, Mohan yang tahan kerja keras, berani mengajak keluarganya bermigrasi dari tempat kelahiran mereka di sebelah barat India, ke sebelah timur India, agar anak-anaknya bisa menempuh pendidikan yang lebih baik di wilayah timur India ini.
Mohan, si ayah memulai usaha di bidang baja, dengan membuat pabrik kecil. Mittal sambil kuliah, membantu ayahnya di bengkel baja. Mittal mewarisi semangat kerja keras ayahnya dan juga ia termasuk anak yang cerdas dan teliti. Sambil kuliah dan bekerja membantu ayahnya di pabrik baja milik ayahnya itu, Mittal berpikir bagaimana cara mengembangkan pabrik itu menjadi lebih besar. Namun, kondisi lingkungan berkata lain. Kondisi negaranya yang mengenakan pajak yang tinggi, hampir 97% dan adanya pembatasan kuota, memaksa Mittal berpikir mencari alternatif lain.
Setelah menamatkan pendidikannya dan berkeluarga dengan anaknya yang baru berumur 1 tahun, Mittal melihat adanya peluang baru berkembang dan kesempatan besar di negara Indonesia. Ia pun memutuskan untuk merantau ke luar dari India menuju Indonesia. Keberanian ayahnya merantau dari sebelah barat ke timur India, membuat Mittal jauh lebih berani merantau ke luar negaranya.
Dengan membawa istri dan anaknya yang baru berumur 1 tahun, Mittal bermigrasi ke Surabaya, tepatnya di Waru Sidoarjo. Di negara kita ini, ia hanya mempunyai saudara, yaitu saudara perempuannya yang terlebih dahulu sudah datang ke Indonesia menikah dengan warga negara Indonesia keturunan India yang berwirausaha di bidang Tekstil. Dengan segala keterbatasan bahasa, Mittal merekrut Nur Saidah, warga lokal untuk membantunya mendirikan usaha. Mittal waktu itu masih belum bisa berbahasa Indonesia dan bahasa Inggrisnya pun tidaklah sempurna. Ia mendirikan pabrik baja kecil di daerah Waru, perbatasan Sidoarjo-Surabaya (kira-kira, kenapa. Area pabriknya merupakan daerah terpencil, dimana banyak orang menyebutnya sebagai “daerah tempat jin buang anak”.
Ia kemudian menjadi sukses dengan membeli pabrik-pabrik baja yang merugi dan mengubahnya menjadi pabrik-pabrik yang berhasil. Ia diperkirakan mempunyai kekayaan sejumlah AS$25 miliar (Maret 2005). Dia merupakan orang terkaya di Britania menurut Sunday Times Rich List 2005. Dia memegang aset baja di Afrika Selatan, Polandia, Indonesia, dan Kazakhstan. Pada 2002 ia terlibat skandal politik disebut Garbagegate dengan Perdana Menteri Britania Raya Tony Blair ketika dirasakan sumbangan Mittal kepada Partai Buruh (sebesar £ 2 juta atau sekitar Rp. 35 miliar) telah mengakibatkan Blair membuat keputusan yang menguntungkan bagi Mittai dalam sebuah transaksi bisnis. Dia merupakan orang terkaya di asia berkat kerja keras dan ketekunan.
Ia membeli rumah termahal dalam sejarah, Kensington Mansion, senilai US$ 128Juta (1,3 Triliun rupiah) Ia juga menikahkan putrinya, Vanisha, dengan sebuah pesta pernikahan paling mewah abad 20. Konon untuk pesta itu, ia menghabiskan dana US$ 50Juta (500 Milyar).
Referensi :
- http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11885785
- http://id.wikipedia.org/wiki/Lakshmi_Mittal
- http://universitasbisnis.com/lanjutan-kisah-sukses-lakshmi-mittal/
"Mohon berhubung sibuk tugas akhir...jadi biografinya jarang di update :) "