Mak Lampir lahir di Hutan Antah Berantah tanggal 135 Mei 512mb SM. Mak Lampir dilahirkan oleh putri bangsawan Jawa Utara yang bersuamikan orang gila Sumatra Timur yang bergelar Tanah Basah alias Sawah. Nama asli Mak Lampir adalah Permadan Kuatran No Sinoke, namun dia mendapat nickname Mak Lampir sejak duduk di SMA Swasta 1004 Gorontalo Barat karena Sering melampirkan kertas ulangannya di Mading Sekolahnya. Sejak saat itu ia dipanggil "Mak Lampir".
Pada Zaman Majapahit, Mak Lampir berhasil menyabet juara 1 Putri Indonesia dengan menyingkirkan Artika Sari Devi yang beberapa abad kemudian tampil kembali dalam ajang tersebut. Di zaman kolonial Belanda, Mak Lampir mulai jarang tampil di depan publik lebih banyak berurusan dengan kompeni menyusul sengketa lahan di daerah Gunung Merapi, Jawa Tengah. Ketika perang kemerdekaan Indonesia, Mak Lampir tidak berada di tanah air karena tengah mengikuti Seminar Wanita Berbahaya Internasional yang digelar di St. Petersburgh, Uni Soviet. Mak Lampir ikut menyemarakkan pembantaian anggota PKI tahun 1966-1969 dengan tampil sebagai juru teror terutama untuk masyarakat pedesaan.
Mak Lampir merupakan saingan berat dari Mak Erot, dia juga mempunyai pengikut yang bernama Jarwo Gendoruwo. Jika Mak Erot bisa membuat alat kelamin seseorang menjadi panjang dan kuat saat menancap (singkatan dari menonton layar tancap), maka Mak Lampir bisa membuat pengikut kamasutra menjadi murtad dan kafir. Contoh orang yang telah dikafirkan Mak Lampir; Gendoruwo, Kutilan (saudara terdekat kuntilanak).
Untuk mendongkrak popularitasnya yang kian menurun, pada era reformasi Mak Lampir muncul dalam serial Misteri Gunung Merapi. Dalam serial tersebut dijelaskan suka duka Mak Lampir dalam mempertahankan tanah di daerah Gunung Merapi yang dalam proses sengketa dengan VOC alias kompeni. Serial tersebut disutradarai oleh George Lucas namun akhirnya diambil alih oleh pemerintah karena tanah daerah Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk digunakan syuting film Star Wars.