|
Headlines News :
Home » » Karimun Jawa – Berenang Bersama Hiu

Karimun Jawa – Berenang Bersama Hiu

Written By. Admin on 20 Juli 2012 | 09.07


Hiu. Hmm, siapa yang tak mengenal binatang jenis mamalia yang satu ini.  Keganasannya, tak usah diragukan lagi. Giginya yang tajam tentu saja bisa dengan mudah mengoyak mangsanya seketika, tak terkecuali manusia. Maka tak heran jika hiu merupakan  binatang laut yang paling ditakuti.

karimunjawahiuNah, di Pulau Menjangan besar Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, terdapat sebuah lokasi di mana kita justru bisa bercengkrama dengan hiu-hiu putih (carcharodon carsharias) tanpa rasa khawatir.
“Asal jangan dipegang ekornya. Kalau dipegang, ya iso gigit. Kalau arep megang cukup ngelus kepalanya saja. Nggak gigit kok,”  ujar Karso, salah satu awak perahu yang menjadi pemandu kami saat mengunjungi salah satu rumah apung di Pulau Menjangan Besar, Taman Nasional Karimun Jawa, Jepara, Minggu (29/6) kemarin.
Di rumah apung yang sekaligus menjadi tempat penginapan para wisatawan inilah, puluhan ikan hiu berukuran antara 1-1,5 meter dipelihara. Oleh pemiliknya, ikan hiu ini menjadi semacam hiburan bagi wisatawan yang menginap di rumah apung tersebut. Belakangan, seiring animo wisatawan mengunjungi lokasi tersebut, pihak pengelola rumah terapung mempersilakan wisatawan yang ingin menjajal adrenalin berenang bersama kumpulan hiu.
Untuk biaya masuk, pihak pengelola tak menetapkan biaya tiket. “Biasanya, biaya masuk untuk satu rombongan hanya Rp 20.000,” kata Karso.
Murah sekali bukan?! Apalagi tarif tersebut sudah termasuk peminjaman peralatan snorkling, seperti Goggle, snorkle, dan fin.
Lisa, salah satu mahasiswi asal Belanda yang tengah mengikuti pertukaran pelajar di Yogyakarta, mengaku, awalnya ia ketakutan berenang di kolam hiu berukuran sekitar 9 m x 9 m tersebut.  “Awalnya saya takut, tapi ini pengalaman yang luar biasa, kenapa saya tidak coba saja,” ujarnya dalam logat bahasa Inggris.
Sensasi inilah, yang juga memancing saya untuk uji nyali. Awalnya memang rada deg-degan, namun setelah mengetahui bahwa pemilik memberi makan yang cukup kepada mereka dan meyakinkan saya bahwa hiu-hiu itu jinak, saya pun akhirnya nyemplung ke kolam yang berisi sekitar sembilan ikan hiu itu.
Terdapat dua kolam ikan hiu di rumah apung yang dibangun sejak 18 tahun lalu itu. Kolam pertama, berukuran sekitar 3m x 7m, berada persis di depan wisma yang mengarah ke laut lepas. Di kolam ini, wisatawan tak diperkenankan berenang. Mengingat, selain dihuni hiu putih tapi juga terdapat ikan barakuda yang tergolong ganas.
Menurut Is (53), pengelola rumah terapung tersebut, terdapat sekitar belasan ikan beragam jenis. Namun, yang cukup banyak adalah hiu putih dan barakuda dengan beragam ukuran. “Ikan hiu yang paling gede ukuran 50 kg. Semua itu anak-anaknya. Induk mereka sudah mati. Tadinya ada empat. Tiga mati, satu dibawa ke Ancol,” kata Is, yang sudah bekerja di wisma milik Pak Yakobus selama 20 tahun itu.
Menurut Is, ikan-ikan itu merupakan hasil tangkapan para nelayan untuk kemudian dipelihara sebagai pemikat bagi tamu yang datang ke wisma tersebut.
Tamu atau pengunjung yang datang di wisma, hanya diperkenankan berenang di kolam berada samping kiri wisma. Selain terdapat hiu, di kolam ini juga ada seekor kura-kura berukuran cukup besar. Is, tak mengetahui secara rinci usianya, namun kura-kura tersebut sudah ada di kawasan wisma sejak 5 tahun lalu.
Selain di wisma yang dikelola Is, kolam hiu juga terdapat di wisma apung Jaya karimun, milik (alm) Ismarjoko. Di wisma apung ini, terdapat beberapa jenis hiu berbagai ukuran.
Menurut Diah, salah satu pengelola di wisma tersebut,  Hiu-hiu itu memang tergolong ganas. Namun dengan memberi makanan yang cukup dan teratur, ikan-ikan tersebut tak akan menyerang mereka yang ingin berenang di kolam hiu yang terdapat di wisma tersebut. “Ad juga sih yang berani berenang. Nggak apa-apa sih. Kan sudah dikasih makan yang cukup dan teratur. Biasanya kalau sudah kekenyangan mereka sih jinak-jinak aja. Asal jangan ada luka pas turun ke kolam,” katanya.
“Biasanya orang-orang bule yang berani berenang di sini,” tambahnya.
Tak sulit untuk mencapai wisma apung di Pulau Menjangan Besar tersebut. Dari pelabuhan nelayan di desa Karimunjawa hanya menempuh waktu tak lebih dari sepuluh menit dengan menggunakan perahu carteran milik para nelayan, yang tarifnya berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp 300.000 untuk penyewaan sehari penuh.
Kepulauan Karimunjawa Jawa terdiri atas 27 pulau-pulau kecil yang terletak di laut Jawa. Lokasinya sekitar 83 km utara Kota Jepara. Dari 27 pulau, hanya lima pulau yang berpenghuni, yakni Pulau Karimunjawa, Kemujan, Parang, Nyamuk, dan Genting.
Selain menawarkan sensasi bercengkerama dengan ikan hiu, kawasan pasir putih yang menghampar di bibir pantai pulau menjangan kecil menjadi daya tarik tersendiri. Lokasi ini juga bisa digunakan sebagai kawasan terapi air laut.
Ada dua alternatif jalur transportasi laut yang bisa digunakan menuju Karimunjawa, yakni dengan menggunakan KMP Muria dari Pelabuhan Kartini Jepara atau kapal cepat Karimunjawa dari pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Namun angkutan yang satu ini, sejak sebulan lalu, dalam kondisi rusak dan tengah diperbaiki. Ini yang menyebabkan lonjakan penumpang di KMP Muria selama sebulan terakhir. Dalam sepekan, terdapat dua kali jadwal pelayaran dari Jepara ke Karimunjawa, yakni Rabu dan Sabtu.
Nah, jika Anda berkesempatan mengunjungi Karimunjawa, ada baiknya mencoba tantangan yang bisa menguji adrenalin anda. Dijamin akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan.
{[['']]}

Artikel Terkait...

Comments
0 Comments

0 komentar:

Translate

Pages on Facebook & Twitter

   
 
Template Design by Creating Website Published by Mas Template
Modify by Yunieka - All Rights Reserved