SAN FRANSISCO - Para ahli keamanan komputer saat ini sedang mempelajari adanya sistem persenjataan terbaru, sebuah software yang dapat berfungsi sebagai bom.
Software ini dibuat khusus untuk mencari dan men-sabotase fasilitas berbahaya, seperti fasilitas nuklir milik Iran. Nantinya, software yang dibuat dengan sistem pengkodean tertentu dapat mengenali fasilitas berbahaya untuk kemudian menghancurkannya secara otomatis.
"Perangkat lunak berbahaya (malware) ini dijuluki Stuxnet. Dirinya dapat menemukan secara otomatis kendali jaringan di fasilitas yang diprediksi berbahaya dan kemudian menghancurkannya," ujar peneliti keamanan komputer asal Jerman, Ralph Langner, seperti dikutip melalui Straits Times, Jumat (23/9/2010).
"Selamat datang di perang cyber," tambah Langner.
Langner sendiri mengaku telah menganalisa Stuxnet sejak perangkat tersebut ditemukan Juni lalu. Menurut Langner, kode yang terdapat dalam Stuxnet memiliki jejak teknologi dari sistem kendali yang menjadi target. Sekali perangkat tersebut menemukan sistem yang diincar maka ia akan melakukan aksi peledakan secara otomatis.
"Perangkat ini sangat menakjubkan. Kelihatannya seperti sebuah alat mata-mata cyber yang sangat sederhana," ujar pejabat senior Centre for Strategic and International Studies, James Lewis.
Stuxnet sendiri sebenarnya dirancang untuk sistem kendali pengawasan dan akuisisi data milik Siemens, atau yang dikenal dengan nama SCADA). Sistem ini biasanya digunakan untuk mengelola dan mengawasi persediaan air, pengeboran minyak, pembangkit listrik dan fasilitas industri lainnya.
"Hebatnya software ini dapat menyusup ke dalam perangkat memori USB dan bisa berpindah tempat dari sistem satu ke sistem lainnya tanpa membutuhkan koneksi internet," ujar peneliti senior antivirus di Kaspersky Lab America, Roel Schouwenberg. (srn)