Lebih diperparah lagi, banyak pemilik kendaraan yang masih salah memperlakukan busi, padahal itu hal yang basic. Paling utama, ada di bagian center elektroda. Dalam proses membersihkan busi, bagian atas center elektroda kerap diampelas. Dalam hal ini, BangSobil merekomendasikan agar jangan asal mengampelas busi. Sebab, bagian itu diciptakan flat. Apabila diampelas, permukaannya jadi tidak rata sehingga percikan api jadi menyebar.
Kalaupun ingin diampelas yaitu bagian bawah ground electrode yang menghadap langsung ke center elektroda. Usahakan ampelas pakai ukuran yang agak halus atau maksimal ukuran 500. Untuk bagian yang sulit terjangkau seperti nose insulator, cukup bersihkan pakai sikat kawat. Jangan membersihkan atau mencuci busi menggunakan bensin atau minyak tanah. Hasilnya memang lebih bersih, namun kalau dilakukan berulang-ulang, malah memperpendek umur busi.
Ada satu hal lagi yang paling medasar tapi kerap diabaikan, yakni melepas dan memasang busi saat keadaan mesin masih panas. Risiko slek pada drat busi sangat besar. Lebih baik meunggu hingga mesin agak dingin jika mau melakukan aktivitas seputar busi. Sebab di bagian cop busi terdapat peranti dari karet. Kalau dibuka saat suhu mesin masih panas, karet itu mudah rusak atau sobek.
Nah kalau mau awet, Ari memberikan pakem dasar masalah busi ini. Pastinya, pilih busi sesuai kode yang ditetapkan pabrikan. Misal panjang drat busi atau pemilihan busi dingin atau panas. Selain itu, atur kerenggangan celah busi dengan akurat. Angka yang dianjurkan, 0,8-1,2 mm. Jangan sembarangan mengatur celah busi pakai perasaan. Melenceng 0,1 mm saja performa busi bisa gak maksimal dan efek dominonya mesin jadi boros BBM. Hal tersebut membuat efek tidak langsung yang bisa membuat busi rusak, yakni pemilihan angka oktan. Mesin bisa saja overheat bila pemilihan oktan tidak sesuai. bila dibiarkan, kepala busi bisa meleleh atau terbakar
sumber