Banyak orang yang merasa tak nyaman saat harus makan sendirian di restoran. Mereka tak ingin terlihat seperti orang yang tak punya teman atau orang yang mencuri-curi untuk makan makanan enak agar tidak ketahuan pasangannya.
Mark Bittman, wartawan kuliner dan penulis kolom The Minimalist di harian The New York Times, mengatakan bahwa ia tak pernah menyadari stigma sampai suatu saat menulis artikel On Eating Alone bersama penulis Times lainnya, Suzanne Lenzer. "Tulisan itu merupakan posting dengan hit paling tinggi dalam bulan tersebut, bahkan dalam beberapa bulan terakhir," katanya.
Sebagai orang yang kerap harus travelling, Bittman jelas sering makan sendirian di restoran. Oleh karena itu, ia menawarkan tips agar Anda lebih nyaman saat makan sendiri.
Buat kesan yang berbeda
Banyak orang yang mengira, makan sendirian di restoran artinya tak punya teman atau kesepian. Cobalah mengubah asumsi seperti ini. Mungkin orang tersebut sedang menunggu seseorang atau ia memang seorang business traveller yang memang sedang bepergian seorang diri. Justru Anda harus salut pada orang—khususnya perempuan— yang tampak menikmati waktunya meski sedangngopi atau makan sendirian di kafe.
"Jujur saja, saya senang travelling karena saya bisa makan sendirian," ujar Bittman, yang sering bepergian untuk mempromosikan bukunya, termasuk buku How to Cook Everything and Food Matters: A Guide To Conscious Eating.
Fokuslah pada makanan
Bersyukurlah bila Anda sedang makan sendirian karena Anda memiliki kemewahan untuk menikmati semua makanan Anda. "Anda tidak perlu berbagi, tidak perlu berbasa-basi, tidak perlu berkompromi mengenai apa yang ingin dipesan," kata Bittman. "Anda hanya memesan apa yang Anda inginkan dan hanya bernegosiasi dengan diri Anda sendiri."
Anda bisa memesan tiga makanan pembuka, tanpa memesan menu utama, bila Anda mau. Siapa yang mau melarang? Setelah itu, fokuslah pada makanan Anda, tak perlu menghiraukan pandangan orang-orang di sekitar Anda.
Bawa buku atau "gadget" lain
Jangan merasa desperate karena Anda membutuhkan "teman" berupa laptop, BlackBerry, atau buku. Menurut Bittman, kenikmatan saat makan sendirian adalah karena kita bisa makan sambil membaca atau mengutak-atik ponsel. Kebanyakan orang akan menggunakan waktu makan untuk ngobrol atau bersosialisasi. Anda akan dianggap tak sopan bila mengabaikan teman Anda untuk SMS-an. Saat makan sendiri, aturan ini tak ada lagi.
Mintalah layanan yang sama baiknya
Memang ada diskriminasi dari pemilik atau pelayan restoran ketika melihat Anda datang sendiri. Anda akan diberi tempat di bar, mojok dekat dapur dan peralatan makan, atau tempat yang jarang dilewati pelayan sehingga Anda jadi repot bila harus meminta sesuatu. Jika Anda tidak menyukai meja Anda, maka jangan takut untuk meminta tempat yang lebih baik.
"Anda bisa mendapatkan layanan yang baik, tapi Anda harus berani meminta apa yang Anda inginkan," ungkap Bittman. Ia juga tidak merasa perlu berbaik-baik dengan waiter untuk memastikan mendapat perhatiannya. "Saya tidak pernah flirting atau ngobrol. Saya akan langsung bilang, 'Tolong bawakan saya ini'."
Tentu, Anda juga perlu memberikan apresiasi bila pelayan telah memberikan layanan dengan baik.
Bergabung dengan meja lain
Jika sewaktu-waktu Anda memasuki restoran dan melihat orang-orang yang Anda kenal, maka jangan ragu menerima tawaran untuk bergabung dengan meja mereka. Jangan mengatakan, "Enggak usah, deh. Saya mau makan sendiri", atau "Saya lagi malas ngobrol". Jawaban seperti ini menandakan Anda tidak menghargai mereka.
Tak perlu memedulikan pikiran orang lain
Ketika orang lain memandangi Anda, tak perlu kesal karena pandangan mereka yang menaruh belas kasihan karena mereka pikir Anda kesepian. Pikiran tersebut hanya ada di kepala Anda. Tak ada orang asing yang mau repot memerhatikan Anda sedemikian rupa. Mereka hanya tertarik pada makanan yang disajikan, kok.