BDM Al Hikmah UM
Written By. Admin on 03 Januari 2011 | 17.48
BDM Al Hikmah UM - Berikut ini adalah alamat WEB BDM Al Hikmah UM (Universitas Negeri Malang).
Silahkan berkunjung ke alamat BDM AL Hikmah : http://bdm.um.ac.id/ (BDM Al Hikmah UM)
Badan Dakwah Islam (BDI) FKIP Universitas Airlangga Malang dalam perioda I dan perioda II, yaitu pada tahun 1962 sampai dengan 1965. pembatasan perioda tersebut karena sumber penulis ikut serta langsung dalam kegiatan itu. Setelah peristiwa itu sumber penulis tidak lagi aktif dalam kegiatan tersebut.Tulisan ini berdasarkan ingatan sumber penulis dan beberapa sumber informasi dari alumni yang berpartisipasi aktif pada saat itu. Hal ini ditempuh karena sokumentasi yang berhubungan dengan organisasi BDI tersebut sudah tidak terdapat lagi.
Karena keterbatasan ingatan Alumni, tentu masih ada kawan-kawan yang belum tercantum dalam kepengurusan dalam peiode itu. Karena itu penulis mohon maaf sebesar-besarnya, bila ada kawan-kawan yang belum termuat di dalam tulisan ini.
Tulisan ini bukan ingin menonjolkan diri pada eksponen pengurus BDI, jauh dari keinginan itu, karena motivasi dari perilaku para eksponen pengurus pada saat itu hanya berdasarkan keikhlasan semata-mata. Penulis mohon ampun kehadapan Allah swt dan memohon dijauhkan dari rasa takabur dan sombong. Pemunculan tulisan ini atas permintaan Sdr. Drs. Masrani Kepadla Biro Akademik IKIP Malang dalam rangka menghimpun materi untuk penulisan sejarah IKIP Malang mulai tahun 1954 sampai sekarang.
Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Penulis tidak ingat pada tanggal dan bulan berapa pertemuan itu diadakan. Pertemuan informal tanpa undangan, yang dihadiri oleh beberapa orang mahasiswa membicarakan tentang masalah Umat Islam dan organisasi ekstra universitas Islam yang ada di Indonesia. Mula-mula pembicaraan mereka tidak serius, tetapi makin lama makin menarik. Pembicaraan terpusat pada peristiwa kegiatan gerakan PKI dan mantel-mantelnya termasuk CGMI yang berkembang di Indonesia.
Pertemuan itu diadakan dalam tahun 1962, bertempat di lantai dua jalan Tumapel No. 1 tempat itu adalah salah satu tempat perkuliahan FKIP Universitas Airlangga Malang. mereka yang hadir pada saat itu antara lain adalah Affan Hasan dari Jurusan Bahasa Indonesia, Kamarul Zaman dari jurusan Ekonomi, Moh. Saleh dari Jurusan Bahasa Inggris, Hamid Syafei dari Jurusan Sejarah, Mahmud Mappiare almarhum dari Jurusan bahasa Indonesi, Soekarto Indrafachrudi dari Jurusan Paedagogi, Basenang Saliwangi dari jurusan bahasa Indonesia, Karim Murtadho dari jurusan Bahasa Inggris dan sebagainya. Mereka itulah sebagai pendiri BDI FKIP Universitas Airlangga Malang.
Pembicaraan yang sangat menarik itu berfokus pada terror yang dilakukan CGMI dan antek- anteknya terhadap terhadap mahasiswa yang beragama islam di dalam kampus, serta terror PKI dan pemuda rakyatnya terhadap ummat islam di luar kampus.
Kesimpulan mereka adalah dugaan yang sangat kuat, bahwa PKI berusaha untuk membubarkan organisasi-organisasi ekstra universitas yang bernafaskan islam. Pada saat itu belum ada berita tentang pembubaran HMI dan sebagainya. Berita pembubaran HMI diketahui sekitar tahun 1964 dan 1965.
Penulis mengajukan usul sebagai jalan keluar pada hadirin sebaiknya mahasiswa di FKIP yang beragama islam mendirikan BDI (Badan Dakwah Islam) Untuk wadah pemersatu mahasiswa yang bernafaskan islam dan wadah untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dalam melawan gerakan kebathilan serta fitnah PKI dan antek-anteknya. Usulan itu diterima oleh mereka, kemudian dibentuklah tim penyusun anggaran dasar. Tim itu terdiri dari Hamid Syafe’i, Affan Hasan dan penulis. Setelah tersusun anggaran dasar itu, maka diadakan pertemuan secara formal dengan undangan, mereka yang hadir lebih banyak dari pertemuan yang pertama. Anggaran dasar BDI disetujui dengan revisi kecil. Setelah mereka menyetujui anggaran dasar tersebut, maka diadakan pemilihan pengurus inti BDI.
Pengurus inti BDI pada periode I Th,1962 s/d 1964 ini merupakan tahapan rintisan.
Pengurus inti ini terdiri dari:
Ketua : Soekarto Indrafachrudi
Sekretaris : Untung Mulyono (jurusan bahasa indonesia) dibantu oleh Kaprawi (staf tata usaha bahasa indonesia)
Bendahara I : Makkiah (jurusan ekonomi)
Bendahara II : Moh. Syafi’I (jurusan ekonomi)
Pembantu umum antara lain : Mulyono (jurusan paedagogi) dan Sumarjono dari (jurusan paedagogi) juga, dan masih banyak lagi seksi- seksi yang penulis tidak ingat lagi.
Di dalam azas anggaran dasar itu tidak menyantumka istilah Manipol Usdek, tetapi azasnya adalah pancasila saja. Adapun tujuan organisasi ini adalah pertama memberikan pengertian tentaang agama islam baik kepada para mahasiswa maupun non mahasiswa. Kedua menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar melalui dakwah. Programnya antara lain mengadakan dakwah agama islam melalui pendekatan ceramah, seminar, symposium, kegiatan seni drama dan sebagainya. Program program jangkla panjang adalah mendirikan masjid kampus. Dalam melaksanakan program organisasi BDI ini, pengurus selalu konsultasi dan bekerjasama dengan ketua Lembaga Pendidikan Agama FKIP Universitas Airlangga Malang, yaitu bapak Ustd. Dawam (almarhum). Organisasi BDI ini bukan merupakan substansi dari organisasi LEPPA FKIP. BDI ini benar- benar organisasi yang independent, sekaligus milik ummat islam. Program dakwah ini dibagi dua yaitu kegiatan dakwah didalam kampus maupun diluar kampus.
Pada periode I kegiatan dakwah tersebut dilakukan satu bulan satu kali. Diantara kegiatan dalam kampus itu adalah symposium tentang poligami dilihat dari sudut pandang islam. Pembawa makalah adalah Drs. Maksum Umar dosen dari IAIN Sunan Ampel Malang, sedang pembandingnya adalah tokoh dari agama katholik yaitu CA Dana Prawira. Symposium dilakukan melalui dua kali pertemuan. Drs. Widodo dosen dari jurusan Biologi FKIP memberi ceramah dengan judul Evolusi Manusia Ditinjau Dari Agama Islam. Tokoh-tokoh penceramah yang lain antara lain adalah Ridwan Hasyim, tokoh pesantren bangil dan sebagainya. Sedangkan kegiatan dakwah diluar kampus antara lain penceramah Kyai Gaffar, Ismail dari jawa tengah, Buya Hamka dari DKI Jakarta, dsb. Yang diadakan di SMA Negeri di alun-alun bunder dan beberapal kali pementasanseni drama yang dipimpin oleh Emil Santosa Gerakan perluasan dan perkembangan BDI diluar kampus ditugaskan kepada Mulyono (sekarang Dosen Unej) dan sekarang Yogi Sumarjono (sekarang anggota BP7 di jawa tengah). Tugasnya adalah mendirikan BDI di SLTP dan SLTA baik negeri maupun swasta di kotamadya Malang. Perluasan gerakan ini ternyata berhasil dan berkembang sampai saat ini. Setiap SLTP dan SLTA selainsekolah non muslim daa urganisasi BDI didalamnya.
Kegiatan BDI ini ternyata mendapat sambutan hangat dan positif dari masyarakat di kodya Malang. Terutama dari tokoh islam , baik sipil, maupun pihak TNI. Karena itu pengurus BDI tidak begitu sulit dalam menghimpun dana guna merealisir program-program tersebut. Penyumbang dana yang cukup besar dan terus menerus adalah kolonel nailun amam (almarhum), H Umar (almarhum), H. Sachran Husein pemilik hotel pelangi dan lain sebagainya. Setelah itu berakhirlah kepengurusan periode perintis BDI FKIP universitas Airlangga Malang.
Pada pengurusan periode II tahun 1964 s/d 1965 BDI FKIP universitas Airlangga Malang dipimpin antara lain oleh :
Ketua : Hamid Syafi’i, tetapi dikarenakan harus bertugas keluar Jawa maka kepemimpinan digantikan oleh (alm) Mahmud Mapiare
Sekretaris : Anas Baharudin (jurusan sejarah)
Bendahara : Abdul halim (jurusan ekonomi)
Pemb. Umum : Sahla Arief (almarhum), Mohammad Syafii, Basenang Saliwangi, Moch. Mahfud dan sebagainya.
Pada kepengursana periode II ini situasi sudah sangat gawat , baik didalam kampus amupun diluar kampus. HMI benar-benar sudah terancam dibubarkan , bahkan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan di dalam kampus oleh pimpinan IKIP Malang waktu itu. Saat itu teror PKI dan ormas antek-anteknya diluar kampus makin meningkat terhadap ummat islam. Sehubungan dengan kondisi tersebut walaupun pengurus BDI periode I sudah diganti, namun penulis tetap membantu aktif untuk melaksanakan program-program BDI, kegiatan –kegiatan dakwah diluar kampus ditingkatkan. Kegiatan- kegiatan itu antara lain: mendatangkan Prof. Dr. Buya Hamka (almarhum) dari Jakarta, Mayor Thohir (almarhum), Overste Dainuridan sebagainya. Pementasan seni drama iblis dari Yogyakarta, seni drama yang dipimpin Emil Sanosa dan diskusi- diskusi kelompok agama islam lainnya, baik didalam kampus maupun diluar kampus terus dikembangkan.Ternyata organisasi BDI ini mampu menyatukan potensi yang dimiliki ummat islam saat itu, baik yang terdapat dalam organisasi ekstra universitas, maupun potensi- potensi diluar kampus.
Mahasiswa didalam kampus kompak menghadapi gerakan CGMI dan antek-anteknya, mereka (aktivis organisasai islam) dimusuhi dan selalu ditekan. Mereka yang tidak kuat mentalnya menjadi pasif, atau keluar dari organisasi tersebut bahkan ada diantaranya yang pindah ke organisasi lawan.
Organisasi BDI ini ternyata mendapat perhatian yang khusus dari CCPKI kodya malang. Walaupun BDI diteror, namun kegiatan dalam merealisasikan program-programnya terus berjalan, malah makin bersemangat.Nampaknya Lambat laun BDI ini ditumbuhkan pada perguruan-perguruan tinggi yang lain, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Melihat perkembangan tersebut kemudian organisasi BDI FKIP mengadakan komunikasi dengan mereka, hubungan kerja sama yang dilakukan oleh BDI tersebut tidak hanya antar BDI tetapi ditingkatkan dengan organisasi-organisasi islam yang ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang dan Surabaya.Diantara gerakan yagn bersifat nasional adalah BDI FKIP merupakan salah satu organisasi yang cukup berperan dan berarti dalam usaha perlawanan terhadap gerakan Karim DP (PKI) di pendopo kabupaten Malang. Peristiwa ini terjadi pada bulan maret 1965, yang berakhir dengan dicabutnya papan – papan nama PKI di Kodya Malang dan sebagian di Kabupaten Malangoleh umat islam.
Bila kita renungkan saat ini dan kemudian kita tafsirkan peristiwa diatas, seolah- olah peristiwa itu merupakan pertanda pengantar pada kemenangan pemerintah orde baru atas pemerintah orde lama. Namun, semuanya adalah kehendak serta perlindungan dari Allah semata. Alhamdulillah, Allahu Akbar.
Selanjutnya kegiatan BDI IKIP pada periode permulaan orde baru kemudian dilanjutkan oleh para penerus pada generasi-generasi selanjutnya, hingga berubah nama menjadi BDM Al Hikmah sampai sekarang. Walaupun situasi sudah mulai tenang, namun gerakan amar ma’ruf nahi mungkar ini berjalan terus. Bentuk kegiatannya melalui dakwah yang dim koordinasi oleh LEPPA IKIP Malang .
Kegiatan rutinan mulai ditingkatkan seperti Sholat Jum’at yang dilaksanakan di gedung Auditorium IKIP Malang. Gerakan mendirikan masjid kampus siuaulkan kemudian ditanggapi serta direalisasikan oleh pengurus yayasan masjid IKIP Malang.
Sekarang BDI berkembang menjadi Badan Dakwah Masjid Al Hikmah IKIP Malang. Nampaknya BDM ini tidak lagi merupakan organisasi lingkup lokal, tetapi sudah berkembang menjadi organisasi lingkup regional bahkan nasional. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, membina serta meridloi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh BDI/BDM yang secara ikhlas menegakkan amar makruf nahi mungkar. Oleh ( Imamah : Ikatan alumni BDM alHikmah)
{[['']]}
Artikel Terkait... Follow @yunieka
Label:
Berita
0 Comments