Rajo Verma (21 tahun), perempuan dari sebuah desa kecil dekat Kota Dehradun, Negara Bagian Uttarakhand, India, ini menyatakan memiliki lima suami. Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah kelima suaminya itu bersaudara.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (19/3), meski tindakan dilakukan Rajo terbilang ganjil, namun hal ini merupakan sebuah tradisi yang memang dipertahankan di sebuah desa kecil dekat Dehradun, sebelah utara India. Tradisi itu menyebut bahwa setiap perempuan yang menikah maka dia juga harus menikahi saudara laki-laki suaminya.
Ibu satu anak ini juga mengatakan dia melakukan hubungan seksual dengan masing-masing suaminya itu secara berganti-gantian. Alhasil, dia tidak tahu siapa ayah dari anak laki-lakinya yang kini sudah berusia 18 bulan.
"Awalnya memang sedikit canggung. Tetapi, sekarang saya tidak boleh hanya menyukai salah satu suami dibanding yang lain," kata Rajo kepada koran the Sun. "Dengan begini, saya justru mendapat perhatian dan cinta lebih banyak dari istri-istri pada umumnya."
Rajo menikah dengan suami pertamanya, Guddu Verma (21 tahun), dalam sebuah pernikahan Hindu empat tahun lalu. Namun, sejak itu, dia juga telah menikahi empat saudara laki-laki suaminya, yaitu Baiju Verma (32 tahun), Sant Ram Verma (28 tahun), Gopal Verma (26 tahun), dan Dinesh Verma (19 tahun).
"Kita semua telah melakukan hubungan seksual dengan Rajo, namun kami tidak saling cemburu," ujar Guddu. "Kita merupakan satu keluarga besar yang bahagia."
Rajo mengatakan dia dan kelima suaminya hanya tinggal di sebuah rumah kecil. Dia menyebut mereka juga tidak mempunyai tempat tidur dan hanya memiliki banyak selimut yang ditaruh di lantai sebagai alas tidur mereka.
Apa yang dilakukan Rajo ini memang merupakan salah satu tradisi kuno yang dilakukan umat Hindu di India, yakni Poliandri. Namun, saat ini, tradisi itu hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok minoritas saja.
Praktik Poliandri dilakukan oleh seorang wanita yang mengambil lebih dari satu suami. Hal ini biasanya terjadi di daerah-daerah yang didominasi oleh kaum pria. Praktik ini juga diyakini menjadi cara untuk menjaga lahan pertanian dalam sebuah keluarga.