Meski sedang dihadapkan pada tuntutan hukum karena asal berkicau di Twitter, Farhat Abbas tampak tidak terpengaruh oleh pelaporan dirinya ke polisi. Pengacara yang juga suami dari Nia Daniati ini bahkan mengkritik pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di dunia nyata.
VIVAnews Diberitakan oleh Tempo.co, Farhat kembali mengkritik berbagai langkah yang diambil oleh Jokowi dan Ahok lewat wawancara dengan wartawan. Pertama, pengacara ini menganggap kondisi Jakarta semakin memburuk pasca Jokowi dan Ahok memerintah Ibukota. �Awal permasalahannya, saya melihat seorang figur pemimpin Jakarta yang sebenarnya dia adalah masalah Jakarta. Jakarta ini semakin macet dan semakin banjir. Tapi mereka banyak menggunakan hal-hal yang sifatnya iklan, blusukan, dan pencitraan saja tidak henti-hentinya, mulai dari perkenalan pertama kali di Jakarta sampai sekarang,� katanya seperti dikutip oleh Tempo.co, di Markas Polda Metro Jaya, Kamis malam, 10 Januari 2013. Kritik kedua yang ia lontarkan untuk pasangan Jokowi dan Ahok adalah masalah pemberian parcel atau bingkisan menjelang hari raya. Menurut sepengetahuannya, KPK sudah melarang para pejabat untuk menerima dan memberi parcel.
Namun Jokowi dan Ahok tetap memberikan parcel kepada wartawan dan penjaga pintu air. Sementara kritik ketiga yang ia lontarkan adalah masalah program Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Kedua kartu yang dibagikan kepada masyarakat ini akan membuat mereka semakin miskin. Farhat khawatir bahwa seluruh warga Indonesia akan tinggal di Jakarta karena kebijakan Jokowi tersebut. �Menurut saya, sebagai calon pimpinan bangsa ke depan, orang miskin, orang bodoh itu tidak perlu dipelihara. Itu adalah penyakit sosial yang harus diselesaikan, bukan dengan ide-ide digaji atau disejahterakan oleh uang APBD,�
terangnya. Kemudian pengacara yang berkicau tentang rasisme di Twitter ini juga mempertanyakan ide Ahok yang akan menggaji pemulung dan pembersih kali untuk bekerja. Farhat menilai Ahok hanya mencari pencitraan. Pencitraan yang dibuat Ahok lainnya menurut Ahok adalah saat video rapat Ahok dan para bawahannya diunggah ke situs YouTube. Farhat menganggap langkah Ahok itu menyalahi aturan seorang pejabat. Tampaknya, Farhat sedang gencar melakukan serangan terhadap Ahok dengan alasan yang tidak diketahui. Sebelum mengkritik kinerja pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, Farhat menyerang Ahok soal pelat B 2 DKI dengan kicauan berbau etnis. Kicauan ini mendapat reaksi keras dari masyarakat dan tokoh terkemuka seperti Ramdan Alamsyah serta Anton Medan yang akhirnya melaporkannya ke polisi. (RN)
sumber
VIVAnews Diberitakan oleh Tempo.co, Farhat kembali mengkritik berbagai langkah yang diambil oleh Jokowi dan Ahok lewat wawancara dengan wartawan. Pertama, pengacara ini menganggap kondisi Jakarta semakin memburuk pasca Jokowi dan Ahok memerintah Ibukota. �Awal permasalahannya, saya melihat seorang figur pemimpin Jakarta yang sebenarnya dia adalah masalah Jakarta. Jakarta ini semakin macet dan semakin banjir. Tapi mereka banyak menggunakan hal-hal yang sifatnya iklan, blusukan, dan pencitraan saja tidak henti-hentinya, mulai dari perkenalan pertama kali di Jakarta sampai sekarang,� katanya seperti dikutip oleh Tempo.co, di Markas Polda Metro Jaya, Kamis malam, 10 Januari 2013. Kritik kedua yang ia lontarkan untuk pasangan Jokowi dan Ahok adalah masalah pemberian parcel atau bingkisan menjelang hari raya. Menurut sepengetahuannya, KPK sudah melarang para pejabat untuk menerima dan memberi parcel.
Namun Jokowi dan Ahok tetap memberikan parcel kepada wartawan dan penjaga pintu air. Sementara kritik ketiga yang ia lontarkan adalah masalah program Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Kedua kartu yang dibagikan kepada masyarakat ini akan membuat mereka semakin miskin. Farhat khawatir bahwa seluruh warga Indonesia akan tinggal di Jakarta karena kebijakan Jokowi tersebut. �Menurut saya, sebagai calon pimpinan bangsa ke depan, orang miskin, orang bodoh itu tidak perlu dipelihara. Itu adalah penyakit sosial yang harus diselesaikan, bukan dengan ide-ide digaji atau disejahterakan oleh uang APBD,�
terangnya. Kemudian pengacara yang berkicau tentang rasisme di Twitter ini juga mempertanyakan ide Ahok yang akan menggaji pemulung dan pembersih kali untuk bekerja. Farhat menilai Ahok hanya mencari pencitraan. Pencitraan yang dibuat Ahok lainnya menurut Ahok adalah saat video rapat Ahok dan para bawahannya diunggah ke situs YouTube. Farhat menganggap langkah Ahok itu menyalahi aturan seorang pejabat. Tampaknya, Farhat sedang gencar melakukan serangan terhadap Ahok dengan alasan yang tidak diketahui. Sebelum mengkritik kinerja pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut, Farhat menyerang Ahok soal pelat B 2 DKI dengan kicauan berbau etnis. Kicauan ini mendapat reaksi keras dari masyarakat dan tokoh terkemuka seperti Ramdan Alamsyah serta Anton Medan yang akhirnya melaporkannya ke polisi. (RN)
sumber