|
Headlines News :
Home » » 5 AKHIR PEMIMPIN DUNIA YANG TERJERAT KASUS HUKUM

5 AKHIR PEMIMPIN DUNIA YANG TERJERAT KASUS HUKUM

Written By. Admin on 13 April 2012 | 17.31


Diadili dengan Ending Berbeda


Image


Di saat pemimpin Orde Baru Indonesia Soeharto sakit, berkembang perdebatan kelanjutan pemeriksaan kasus pidana yang dituduhkan kepadanya. Soeharto sebenarnya tidak sendiri. Banyak pemimpin lain di dunia yang gagal menutup karirnya dengan tinta emas, malah sebaliknya menjadi pesakitan.


Beberapa di antaranya adalah mantan Presiden Filipina Joseph Estrada, mantan Presiden Peru Alberto Ken’ya Fujimori, mantan Presiden Cile Augusto Pinochet, dan mantan Presiden Serbia Slobodan Milosevic. Mirip Soeharto, mereka menjadi tersangka berbagai kasus pidana di ujung kepemimpinannya.


Kabur Hindari Pengadilan


Image


Fujimori, yang dilahirkan 28 Juli 1938, menguasai Peru 28 Juli 1990-17 November 2000. Dia adalah orang ketiga dari keturunan Asia Timur yang menjadi kepala negara sebuah negara Amerika Selatan. Prestasi itu adalah pencapaian yang cukup luar biasa bagi seorang warga keturunan.

Pada masa jabatannya, Fujimori berhasil mengembalikan kestabilan ekonomi makro setelah masa kepresidenan sebelumnya, Alan García, dan membawa kedamaian di negara yang sedang kacau itu. Namun, dia juga dikritik sebagai pemimpin yang otoriter dan terlibat dalam berbagai skandal.

Di ujung 2000, dalam kekacauan skandal dan ketidakstabilan, dia meninggalkan negeri itu untuk mengikuti pertemuan APEC di Brunei dan kemudian ke Jepang. Saat berada di Jepang - yang menjadi tanah leluhurnya- dia menyatakan pengunduran dirinya sebagai presiden lewat faksimili dan surat resmi ke Kedutaan Besar Peru di Tokyo. Tujuannya, melarikan diri dari berbagai tuduhan korupsi dan kriminal yang ditudingkan oleh rival politik ke arahnya.

Dia berani kembali ke Peru Oktober 2005 dan menyatakan akan mengikuti pemilihan presiden Peru 2006. Fujimori berniat kembali ke Peru lewat Cile.

Namun, begitu menjejakkan kaki di Santiago, dia ditangkap otoritas setempat pada 7 November 2005. Setelah Mahkamah Agung Cile memerintahkan ekstradisi, Fujimori pun terbang meninggalkan Santiago, Cile, ke Lima, Peru. Perintah tersebut bertujuan agar Fujimori bisa menghadapi pengadilan di Peru dalam tuntutan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.

Dalam wawancara dengan harian yang terbit di Cile, El Mercurio, waktu itu Fujimori berharap bisa diperlakukan terhormat saat tiba. "Sudah jelas, demi alasan keamanan, saya tidak bisa ditempatkan di penjara publik," tegasnya.

Dia berharap bisa diadili dengan adil dan semua tuduhan yang dijatuhkan kepadanya dijelaskan dengan gamblang. "Memang tidak ada negosiasi, tetapi saya berharap bisa diperlakukan sebagai mantan presiden," katanya.

Dia masih yakin, para pendukungnya yang tergabung dalam gerakan Fujimorism masih setia. Dan dia berusaha membangkitkan kembali. "Orang-orang tersebut bakal mendukung saya," ujarnya pasti.

Mantan presiden berusia 69 tahun itu dituduh menyetujui pembunuhan 25 orang di hadapaan regu tembak paramiliter semasa menjabat presiden. Selain itu, dia dituduh korupsi dan memerintahkan dua penculikan.


Berkelit dengan Jadi Senator


Image


Warga Cile memiliki seorang jenderal yang memimpin dengan diktator dan terkenal kejam. Nama lengkapnya, Augusto Jose Ramon Pinochet Ugarte. Pria yang lebih dikenal sebagai Augusto Pinochet itu lahir pada 25 November 1915 dan meninggal pada 10 Desember 2006.

Pinochet adalah seorang jenderal, kepala junta militer yang berkuasa di Cile pada 1973-1990. Dia meraih kekuasaan dengan cara kudeta sesaat setelah pemilu demokratis Cile dimenangi Presiden Salvador Allende yang beraliran sosialis.

Dosa pria itu dinilai rakyat Cile sebagai yang tak terampunkan dalam sejarah. Wajar saja, mengingat sekitar 3.000 lebih warga sipil Cile terbunuh selama masa pemerintahannya.

Pada 1990, dia kehilangan kekuasaan. Namun, dia menjadikan dirinya senator seumur hidup untuk mencegah ditangkap. Lantas, dia dipaksa meninggalkan kedudukan senator pada 2002, namun masih juga dapat lolos dari penangkapan. Sebab, saat itu dia menderita dementia.

Pada Mei 2004, hakim menyatakan bahwa diagnosis itu palsu dan pada 13 Desember 2004 dia dijadikan tahanan rumah. Akhirnya, Pinochet meninggal dunia pada usia 92 tahun pada 10 Desember 2006.


Keluarga Pinochet pun Diadili


Image


Tidak hanya Augusto Pinochet, keluarganya pun terimbas tuduhan pidana yang diarahkan padanya. María Lucía Hiriart Rodríguez, yang juga dikenal sebagai Lucía Hiriart de Pinochet, adalah istri Pinochet yang dinikahi pada Januari 1943. Perempuan kelahiran 10 Desember 1922 itu lahir di Antofagasta, Cile.

Pada 2005, Lucia diadili atas skandal pajak total senilai USD 2,35 juta (setara dengan Rp 22,3 milyar ). Lucia ditangkap bersama salah satu anak lelakinya, Marco Antonio. Mereka menghabiskan semalam di penjara, sebelum kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Oktober 2007, Lucia kembali berurusan dengan pihak otoritas dalam skandal keuangan. Kali ini, tidak hanya Lucia yang ditangkap, lima anaknya bersama 17 orang, termasuk dua jenderal, satu mantan pengacara, dan mantan sekretarisnya, ikut masuk bui.

Tuduhannya, korupsi dan menggunakan paspor palsu. Penuntut umum menyatakan kroni Pinochet itu secara ilegal mentransfer sejumlah USD 27 juta (setara Rp 256,5 milyar) ke rekening bank asing selama Pinochet berkuasa.

Dilansir The New York Times, 4 Oktober hakim Carlos Cerda mengatakan kalau 23 orang tersebut menikmati dana haram yang sejatinya milik negara. Cerda menyatakan kalau uang tersebut ditransfer ke beberapa rekening dengan menggunakan nama palsu.

Seperti penangkapan awal, kelima anak Pinochet dan istrinya bebas dengan jaminan setelah sehari mendekam di penjara. Saat ini, kasusnya masih dalam penyelidikan.


Mati dalam Tahanan


Image


Di antara para pemimpin tersebut, nasib Slobodan Milosevic mungkin terlampau ironis untuk dicontohkan. Milosevic lahir 20 Agustus 1941 dan meninggal di Den Haag 11 Maret 2006. Dia adalah mantan presiden Serbia dan Republik Federal Yugoslavia. Milosevic juga merupakan pemimpin Partai Sosialis Serbia.

Milosevic memimpin Serbia sejak 1991-1997. Dia disidang dengan dakwaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukannya di Kosovo. Pada 11 Maret 2006, dia meninggal di sel tahanannya di Den Haag, Belanda.

Sejak kecil, jalan hidup Milosevic memang tidak beruntung. Ayahnya, Svetozar Milosevic, bunuh diri ketika dia masih di sekolah menengah. Ibunya, Stanislava Milosevic, gantung dirinya sepuluh tahun kemudian.

sumber
{[['']]}

Artikel Terkait...

Comments
0 Comments

0 komentar:

Translate

Pages on Facebook & Twitter

   
 
Template Design by Creating Website Published by Mas Template
Modify by Yunieka - All Rights Reserved