VeHealth - Apakah selama ini Anda membebaskan putra dan putri bermain internet tanpa pengawasan? Bila ya, Anda yang khususnya memiliki remaja putri sebaiknya berpikir dua kali.
Berdasarkan penelitian terbaru di Amerika, 30 persen dari 251 remaja putri ternyata nekat bertemu dengan orang asing yang dikenal lewat internet. Persentase tersebut diperoleh dari penelitian yang dilakukan Dr. Jennie Noll dari University of Cincinnati terhadap 251 remaja putri selama 16 bulan dengan usia berkisar antara 14-17 tahun.
Hasil penelitian juga memperlihatkan data mengejutkan. Dari 251 remaja, sekitar 130 di antaranya melaporkan adanya tindak penganiayaan. Dr. Noll dan koleganya pun mencari tahu apakah remaja putri yang mengalami penganiayaan ini lebih mungkin menampilkan perilaku internet yang berisiko.
Jawabannya adalah ya. Dalam studi yang dirilis dalam jurnal Pediatrics itu, remaja putri yang mengalami penganiayaan cenderung menampilkan diri lebih provokatif secara seksual dibandingkan gadis remaja lainnya di internet.
"Jika seseorang mencari remaja rentan untuk memulai wacana seksual secara online, mereka akan lebih menargetkan seseorang yang menampilkan dirinya secara provokatif," ujar Noll seperti dilansir laman Shine.
Meski demikian, peneliti tidak melakukan survei soal aktivitas yang dilakukan saat remaja putri tersebut bertemu dengan orang asing yang mereka kenal di internet. Namun dalam studi percontohan, Dr Noll mengaku mendengar beberapa cerita mengerikan.
Guna menghindari hal-hal seperti ini, para orangtua dan remaja sebaiknya memahami bahwa cara seseorang menampilkan diri di media sosial rentan menimbulkan korban baru di internet. Pastikan juga komunikasi antara orangtua dan anak tetap terjaga.