|
Headlines News :
Home » » Misteri Warna Sungai Yangtze Berubah Merah

Misteri Warna Sungai Yangtze Berubah Merah

Written By. Admin on 03 Oktober 2012 | 14.46



Dengan nama Terusan Keemasan, tentu aneh bila air sungai Yangtze berwarna merah. Namun pada Kamis pekan lalu, air sungai itu sewarna jus tomat.

Tak ada yang tahu mengapa Sungai Yangtze berubah warna. Perubahan warna sungai terbesar dan terpanjang di Cina tersebut pertama kali diketahui oleh warga di sebelah barat laut Kota Chongqing.

Perubahan itu tampaknya dimulai dekat Kota Chongqing. Di wilayah itu, Yangtze terhubung dengan Sungai Jialin. Menurut ABC News, meski air merah jingga itu terkonsentrasi di sekitar Chongqing—pusat industri terbesar di barat daya Cina—noda merah itu dilaporkan juga muncul di sejumlah titik sepanjang sungai tersebut.

Para penyelidik belum dapat memastikan penyebab munculnya noda merah itu, tetapi Telegraph melaporkan bahwa petugas lingkungan menduga polusi industri dan banjir di hulu sungai sebagai penyebab warna aneh tersebut.

Salah satu penjelasan alami atas perubahan warna air Sungai Yangtze menjadi merah adalah ledakan populasi mikroorganisme penghasil warna. Namun Emily Stanley, dosen limnologi—bidang ilmu yang mempelajari ekosistem perairan darat—di University of Wisconsin, Amerika Serikat, menepis dugaan itu. 

"Ketika air berubah warna menjadi merah, banyak orang langsung menduga bahwa itu akibat red tide," kata Stanley. "Tapi alga yang menyebabkan terjadinya gelombang merah adalah mikroorganisme laut dan bukan kelompok yang hidup di air tawar, sehingga sangat mungkin peristiwa ini sama sekali tak terkait dengan fenomena gelombang merah."

Tetapi bukan berarti perairan darat tak bisa berubah warna. Karena alasan biologis, terkadang sungai dan danau bisa menjadi merah. Musim panas lalu, misalnya, warga Amerika dikejutkan oleh sebuah danau di Texas yang berubah warna menjadi merah ketika mengalami kekeringan. 

Stanley mengatakan, umumnya kejadian tersebut dipicu oleh invasi bakteri penghasil warna merah yang memasuki perairan itu ketika kandungan oksigen di danau atau sungai tersebut jauh di bawah normal. Karena air sungai terus bergerak secara konstan, dan bercampur dengan udara di atasnya saat mengalir, nyaris mustahil defisiensi oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri tersebut dapat terjadi.

Setelah mengamati sejumlah foto Sungai Yangtze yang berubah warna menjadi merah terang di Chongqing, Stanley menduga kejadian itu akibat ulah manusia. “Tampaknya ini adalah fenomena polutan,” ujarnya. “Perairan yang menjadi merah dalam waktu singkat di masa lalu terjadi karena orang membuang pewarna ke sungai.”

Tudingan itu bukan tanpa dasar. Desember lalu, limbah pewarna industri terbukti menjadi penyebab sungai Cina lainnya, Jian, berubah warna menjadi merah darah. Petugas yang melacak warna tersebut menemukan bahwa sumber warna itu berasal dari sebuah pabrik kimia yang secara ilegal memproduksi pewarna merah untuk kertas pembungkus kembang api.

Kendati demikian, Stanley mengatakan pihaknya tak dapat mengesampingkan kemungkinan lain yang dilaporkan tengah diinvestigasi oleh para penyelidik, yakni masuknya lumpur ke daerah hulu sungai. Bila memang demikian, tanah liat merah kemungkinan menjadi penyebabnya.

“Cina terkenal memiliki daerah dengan banyak tebing terjal dan menerapkan praktek penggunaan lahan yang memicu erosi tanah. Tanah yang tergerus akan terbawa sungai,” ujar Stanley. “Sungai juga akan berubah sewarna tanah liat yang tak jauh berbeda dengan limbah pewarna yang dibuang ke sungai. Tetapi jika itu penyebabnya, saya kira seharusnya ada badai besar atau tanah liat dalam jumlah luar biasa besar yang masuk ke sungai.”

Namun, melihat perubahan warna Sungai Yangtze dalam sejumlah foto, yang tampak amat mirip warna jus tomat, Stanley menyatakan, “Sepertinya itu disebabkan oleh pewarna industri.” | Tempo
{[['']]}

Artikel Terkait...

Comments
0 Comments

0 komentar:

Translate

Pages on Facebook & Twitter

   
 
Template Design by Creating Website Published by Mas Template
Modify by Yunieka - All Rights Reserved