VeHealth - Tampilan rapi dengan aroma tubuh wangi, wajah mulus, dan tataan rambut trendi, inilah sebagian gambaran pria-pria pesolek. Dandanannya menjadi tampak berbeda dari pria-pria kebanyakan. Mereka juga mendandani tubuhnya dengan kemeja halus, celana keren, dan sepatu super bersih.
Bagi mereka penampilan harus menjadi yang terdepan, terlebih soal fashion dan bentuk tubuh. Trendi, mungkin ini kata yang tepat merangkum kepentingan mereka ini.
Berkembangnya produk perawatan khusus pria pun, membuktikan pesatnya tren berdandan ini. Lembaga survei Nielsen mencatat, penjualan produk perawatan pria terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun 2009 ke 2010 saja, penjualan produk kosmetik pria di Indonesia naik sebesar Rp1,2 triliun. Belum lagi di tahun-tahun berikutnya.
Produk yang laris manis di pasaran, antara lain parfum, sabun mandi khusu pria, pembersih wajah, shampoo, sampai body lotion. Yang paling dicari pria, pertama adalah parfum. Belanja pria terhadap produk kosmetik yang satu ini, mencapai 68,2 persen. Setelah parfum, pria juga mulai tergantung pada produk pembersih wajah, kebutuhannya sekitar 16,6 persen dan terus meningkat seiring variasi produk.
Permasalahan utama yang membuat pria berlari pada produk pembersih wajah adalah kulit berminyak dan kulit kusam. Sedangkan kebutuhan akan sabun mandi khusus pria, persentasenya sebesar 5,9.
Sama halnya dengan produk perawatan pria, para desainer pun berlomba-lomba meluncurkan label khusus pria. Bukan lagi sekadar kemeja polos, tapi lebih menonjolkan detail yang tidak biasa, yang mampu membuat penampilan mereka lebih menarik di mata wanita. Berbagai aksesori pria melengkapi gaya. Seperti sepatu, ikat pinggang, tas, sampai jam tangan berbagai model.
Faktor kemunculan
Lingkungan memegang peranan penting yang membentuk pria menjadi seperti ini. Entah itu pertemanan, keluarga, dan pasangan wanita, memengaruhi pria lebih memperhatikan penampilan. Wanita sering kali menularkan kebiasaan merawat tubuh dan cara berpenampilannya kepada pasangannya. Mereka juga ikut mengatur segala sesuatu yang dikenakan pasangannya.
Sebuah lembaga survei internasional escentual.com pernah mencatatkan bahwa sepertiga pria yang menjadi responden, mengaku ikut menjajal produk kecantikan yang dimiliki pasangannya. Lagi-lagi demi penampilan. 25 persen dari mereka bahkan mengikuti pasangannya ke tempat perawatan untuk melakukan hal yang sama.
Perusahaan retail busana juga pernah melakukan survei terhadap 2000 pelanggannya secara online. Dan hasilnya menunjukkan hal serupa. Sebanyak 37 persen pria berpasangan, selalu membeli pakaian ditemani sang istri. Pasangannya bahkan ikut campur tangan memilihkan dan membelikan produk fashion untuk mereka.
Times of India bahkan mengungkapkan, 48 persen pria tak tahu ukuran pakaian mereka. Pasangan mereka tentunya lebih tahu soal itu.
Psikolog Kasandra Putranto juga setuju dengan faktor keluarga yang membawa pengaruh kuat. Menurutnya, pria-pria yang suka berdandan ini biasanya juga hanya mengikuti kebiasaan dalam keluarganya yang selalu mengajarkan kerapian dan merawat tubuh.
Metroseksual atau dendi?
Istilah metroseksual pun muncul seiring dengan evolusi ini. Seorang kolumnis fashion asal Inggris, Mark Simpson mengambarkan sosok metroseksual ini adalah pria-pria urban yang sangat memuja diri, sangat tertarik dengan fashion dan bahkan berani keluar dari pakem pakaian pria, melakukan perawatan tubuh, hingga ber-make-up.
Ini jelas berbeda dengan dendi yang cenderung lebih berpenampilan klasik, dengan gaya yang tidak terlalu melenceng dari pakem pria. Meskipun mereka sama-sama kelimis, wangi dan berkulit bersih.
Sebenarnya tren seperti merupakan hal yang wajar, mengingat para wanita pun sudah lebih dulu menyukai dandanan ala pria. Penampilan keseharian yang disebut tomboi dengan mengenakan pakaian bergaya maskulin dan potongan rambut pendek. Lalu apa bedanya dengan fenomena ini.
Melanda seleb
Gaya dendi ini sebenarnya sudah sejak lama mulai diperlihatkan di dunia film. Pada film James Bond misalnya, sang pemeran utama selalu didandani dengan gaya necis atau parlente yang kerap memikat wanita. Di era sekarang, David Beckham muncul sebagai pria yang mewakili golongan ini.
Selain Backham ada juga Brad Pitt, Tom Cruise, dan George Clooney. Wabah "memperhatikan penampilan" ini memang banyak menyerang kalangan pesohor. Para seleb tanah air pun tidak ketinggalan terbius dengan tren necis ini. Sebut saja Jeremy Thomas, Ferry Salim, Marcel Siahaan, Daniel Mananta, dan seleb yang mendapat julukan ayah seksi, Darius Sinathrya. Apa kata Marcel Candrawinata dan Mario Lawalata soal penampilannya?
Mario Lawalata, ahli padu padan
Pria pecinta motor sport ini mengaku jika dirinya juga sangat menjaga penampilan. Namun Mario tidak terlalu serius melakukan perawatan wajah facial atau creambath. Ia lebih menekankan pada cara berpakaian yang pas, yang membuat dirinya tampak keren diberbagai acara.
Caranya dengan memadukan busana dan aksesoris. Jam tangan merupakan koleksi yang memenuhi salah satu sudut kamarnya. Ia memiliki beragam koleksi jam tangan, untuk berbagai gaya dan kesempatan. "Saya suka mencocokkan jam dengan pakaian. Kalau lagi sporty, jam-nya sporty. Kalau lagi formal ya pakai jam tangan yang formal. Makanya saya punya banyak."
Untuk membeli jam tangan, ia rela merogoh kocek sampai lebih dari Rp10 juta. Baginya, jam tangan memang merupakan pelengkap berpakaian yang paling tepat. "Nggak pakai jam tangan, rasanya seperti nggak pakai pakaian dalam," ia menambahkan sambil tertawa.
Kebiasaan memakai jam tangan, diawali sejak Mario menginjak bangku SMA. Itu karena tuntutan penampilan. Apalagi, tak lama setelah itu, ia mulai menjajaki dunia hiburan sebagai model. Signature gaya Mario adalah kasual sporty.
SEmentara untuk menjaga kebugaran, ia percaya pada olah raga. Basket, dipilih sebagai olah raga favorit. "Saya suka basket dari dulu. Itu nggak membuat keringat yang orang bilang aromanya nggak sedap ya, malah itu yang membuat badan kita segar." Keluarnya keringat saat olah raga, memang berfungsi juga sebagai detoksifikasi, yang membuat peredaran darah lebih lancar dan kulit lebih kencang.
Pria kelahiran Pekanbaru, 3 Mei 1980 itu juga mengaku jarang ke salon. Paling hanya sekadar spa untuk relaksasi. "Untuk manicure, pedicure, lulur, apalagi facial dan creambath, nggak pernah. Paling mengubah gaya rambut saja," paparnya.
Marcel Chandrawinata, keren berawal dari kulit
Hobi diving, berpanas-panasan di bawah terik matahari, tak lantas membuat Marcel Chandrawinata cuek pada penampilannya. Ia selalu menjaga penampilan kulitnya. Dan berkat kulit yang bersih dan sehat, ia pun didaulat sebagai brand ambassador salah satu produk perawatan wajah khusus pria.
Namun, adik Nadine Chandrawinata itu bukan tipe orang yang hobi pergi ke salon. Daripada mengalokasikan dana untuk perawatan di salon, Marcel lebih suka menjaga kesehatan kulitnya dari dalam, meski ia juga tidak memungkiri pentingnya perawatan dari luar.
"Perawatan kulit itu yang penting dari makanan. Apa yang kita makan akan tercermin di kulit kita. Daripada mahal-mahal ke salon, laki-laki lebih baik memperbaiki pola makan dan pola hidup," tuturnya.
Selain itu, ia juga menekankan mental serta kepercayaan diri untuk menciptakan penampilan bersinar. Penampilan senorak apapun, jika diimbangi dengan percaya diri tinggi, bisa jadi menarik. "Itu penting, karena itu pekerjaan kita. Saya menjual penampilan dan body language. Kalau penampilan sudah nggak percaya diri, body language juga nggak bagus," ujarnya.